Sabtu, November 17, 2012

--- Kisah Gadis Kecil dan Hasan Al Bashri ---

Sore itu Hasan al-Bashri sedang duduk-duduk di teras rumahnya. Rupanya ia sedang bersantai makan angin. Tak lama setelah ia duduk bersantai, lewat jenazah dengan iring-iringan pelayat di belakangnya. Di bawah keranda jenazah yang sedang diusung berjalan gadis kecil sambil terisak-isak. Rambutnya tampak kusut dan terurai, tak beraturan.

Al-Bashri ter

tarik penampilan gadis kecil tadi. Ia turun dari rumahnya dan turut dalam iring-iringan. Ia berjalan di belakang gadis kecil itu.

Di antara tangisan gadis itu terdengar kata-kata yang menggambarkan kesedihan hatinya.
“Ayah, baru kali ini aku mengalami peristiwa seperti ini.”

Hasan al-Bashri menyahut ucapan sang gadis kecil, “Ayahmu juga sebelumnya tak mengalami peristiwa seperti ini.”

Keesokan harinya, usai salat subuh, ketika matahari menampakkan dirinya di ufuk timur, sebagaimana biasanya Al-Bashri duduk di teras rumahnya. Sejurus kemudian, gadis kecil kemarin melintas ke arah makam ayahnya.
“Gadis kecil yang bijak,” gumam Al-Bashri. “Aku akan ikuti gadis kecil itu.”

Gadis kecil itu tiba di makam ayahnya. Al-Bashri bersembunyi di balik pohon, mengamati gerak-geriknya secara diam-diam. Gadis kecil itu berjongkok di pinggir gundukan tanah makam. Ia menempelkan pipinya ke atas gundukan tanah itu. Sejurus kemudian, ia meratap dengan kata-kata yang terdengar sekali oleh Al-Bashri.

“ Ayah, bagaimana keadaanmu tinggal sendirian dalam kubur yang gelap gulita tanpa pelita dan tanpa pelipur? Ayah, kemarin malam kunyalakan lampu untukmu, semalam siapa yang menyalakannya untukmu? Kemarin masih kubentangkan tikar, kini siapa yang melakukannya, Ayah? Kemarin malam aku masih memijat kaki dan tanganmu, siapa yang memijatmu semalam, Ayah? Kemarin aku yang memberimu minum, siapa yang memberimu minum tadi malam ? Kemarin malam aku membalikkan badanmu dari sisi yang satu ke sisi yang lain agar engkau merasa nyaman, siapa yang melakukannya untukmu semalam, Ayah ? ”

“Kemarin malam aku yang menyelimuti engkau, siapakah yang menyelimuti engkau semalm, ayah? Ayah, kemarin malam kuperhatikan wajahmu, siapakah yang memperhatikan tadi malam Ayah? Kemarin malam kau memanggilku dan aku menyahut penggilanmu, lantas siapa yang menjawab panggilanmu tadi malam Ayah? Kemarin aku suapi engkau saat kau ingin makan, siapakah yang menyuapimu semalam, Ayah? kemarin malam aku memasakkan aneka macam makanan untukmu Ayah, tadi malam siapa yang memasakkanmu?”

Mendengar rintihan gadis kecil itu, Hasan al-Bashri tak tahan menahan tangisnya. Keluarlah ia dari tempat persembunyiannya, lalu menyambut kata-kata gadis kecil itu.

“Hai, gadis kecil! jangan berkata seperti itu. Tetapi, ucapkanlah, “Ayah, kuhadapkan engkau ke arah kiblat, apakah kau masih seperti itu atau telah berubah, Ayah? Kami kafani engkau dengan kafan yang terbaik, masih utuhkan kain kafan itu, atau telah tercbik-cabik, Ayah? Kuletakkan engkau di dalam kubur dengan badan yang utuh, apakah masih demikian, atau cacing tanah telah menyantapmu, ayah?”

“Ulama mengatakan bahwa hamba yang mati ditanyakan imannya. Ada yang menjawab dan ada juga yang tidak menjawab. Bagaimana dengan engkau, Ayah? Apakah engkau bisa mempertanggungjawabkan imanmu, Ayah? Ataukah, engkau tidak berdaya?”

“Ulama mengatakan bahwa mereka yang mati akan diganti kain kafannya dengan kain kafan dari sorga atau dari neraka. Engkau mendapat kain kafan dari mana, Ayah?”

“Ulama mengatakan bahwa kubur sebagai taman sorga atau jurang menuju neraka. Kubur kadang membelai orang mati seperti kasih ibu, atau terkadang menghimpitnya sebagai tulang-belulang berserakan. Apakah engkau dibelai atau dimarahi, Ayah?”

“Ayah, kata ulama, orang yang dikebumikan menyesal mengapa tidak memperbanyak amal baik. Orang yang ingkar menyesal dengan tumpukan maksiatnya. Apakah engkau menyesal karena kejelekanmu ataukah karena amal baikmu yang sedikit, Ayah?”

“Jika kupanggil, engkau selelu menyahut. Kini aku memanggilmu di atas gundukan kuburmu, lalu mengapa aku tak bisa mendengar sahutanmu, Ayah?”

“Ayah, engkau sudah tiada. Aku sudah tidak bisa menemuimu lagi hingga hari kiamat nanti. Wahai Allah, janganlah Kau rintangi pertemuanku dengan ayahku di akhirat nanti.”

Gadis kecil itu menengok kepada Hasan al-Bashri seraya berkata, “Betapa indah ratapanmu kepada ayahku. Betapa baik bimbingan yang telah kuterima. Engkau ingatkan aku dari lelap lalai.”

Kemudian, Hasan al-Bashri dan gadis kecil itu meninggalkan makam. Mereka pulang sembari berderai tangis.

Sumber: Mutiara Hikmah dalam 1001 Kisah,

***

Jumat, November 16, 2012

Cerita, "Roda"

Suatu ketika, ada sebuah roda yang kehilangan salah satu jari-jarinya. Ia, tampak sedih. Tanpa jari-jari yang lengkap, tentu, ia tak bisa lagi berjalan dengan lancar. Hal ini terjadi saat ia melaju terlalu kencang ketika melintasi hutan. Karena terburu-buru, ia melupakan, ada satu jari-jari yang jatuh dan terlepas. Kini sang roda pun bingung. Kemana kah hendak di cari satu bagian 
t
ubuhnya itu?

Sang roda pun berbalik arah. Ia kembali menyusuri jejak-jejak yang pernah di tinggalkannya. Perlahan, di tapakinya jalan-jalan itu. Satu demi satu di perhatikannya dengan seksama. Setiap benda di amati, dan di cermati, berharap, akan di temukannya jari-jari yang hilang itu.

Ditemuinya kembali rerumputan dan ilalang. Dihampirinya kembali bunga-bunga di tengah padang. Dikunjunginya kembali semut dan serangga kecil di jalanan. Dan dilewatinya lagi semua batu-batu dan kerikil-kerikil pualam. Hei....semuanya tampak lain. Ya, sewaktu sang roda melintasi jalan itu dengan laju yang kencang, semua hal tadi cuma berbentuk titik-titik kecil. Semuanya, tampak biasa, dan tak istimewa. Namun kini, semuanya tampak lebih indah.

Rerumputan dan ilalang, tampak menyapanya dengan ramah. Mereka kini tak lagi hanya berupa batang-batang yang kaku. Mereka tampak tersenyum, melambai tenang, bergoyang dan menyampaikan salam. Ujung-ujung rumput itu, bergesek dengan lembut
di sisi sang roda. Sang roda pun tersenyum dan melanjutkan pencariannya.

Bunga-bunga pun tampak lebih indah. Harum dan semerbaknya, lebih terasa menyegarkan. Kuntum-kuntum yang baru terbuka, menampilkan wajah yang cerah.
Kelopak-kelopak yang tumbuh, menari, seakan bersorak pada sang roda. Sang roda tertegun dan berhenti sebentar. Sang bunga pun merunduk, memberikan salam
hormat.

Dengan perlahan, dilanjutkannya kembali perjalanannya. Kini, semut dan serangga kecil itu, mulai berbaris, dan memberikan salam yang paling semarak. Kaki-kaki mereka bertepuk, membunyikan keriangan yang meriah. Sayap-sayap itu bergetar, seakan ada ribuan genderang yang di tabuh. Mereka saling menyapa. Dan, serangga itu pun memberikan salam, dan doa pada sang Roda.

Begitu pula batu dan kerikil pualam. Kilau yang hadir, tampak berbeda jika di lihat dari mata yang tergesa-gesa. Mereka lebih indah, dan setiap sisi batu itu memancarkan kemilau yang teduh. Tak ada lagi sisi dan ujung yang tajam dari batu yang kerap mampir di tubuh sang Roda. Semua batu dan pualam, membuka jalan, memberikan kesempatan untuk melanjutkan perjalanan.

Setelah lama berjalan, akhirnya, ditemukannya jari-jari yang hilang. Sang roda pun senang. Dan ia berjanji, tak akan tergesa-gesa dan berjalan terlalu kencang dalam melakukan tugasnya.

~Author Unknown~

Sahabatku, begitulah hidup. Kita, seringkali berlaku seperti roda-roda yang berjalan terlalu kencang. Kita sering melupakan, ada saat-saat indah, yang terlewat di setiap kesempatan. Ada banyak hal-hal kecil, yang sebetulnya menyenangkan, namun kita lewatkan karena terburu-buru dan tergesa-gesa.

Hati kita, kadang terlalu penuh dengan target-target, yang membuat kita hidup dalam kebimbangan dan ketergesaan. Langkah-langkah kita, kadang selalu dalam keadaan panik, dan lupa, bahwa di sekitar kita banyak sekali hikmah yang perludi tekuni.

Seperti saat roda yang terlupa pada rumput, ilalang, semut dan pualam, kita pun sebenarnya sedang terlupa pada hal-hal itu.

Sahabatku, coba, susuri kembali jalan-jalan kita. Cermati, amati, dan perhatikan setiap hal yang pernah kita lewati. Runut kembali perjalanan kita.

Adakah kebahagiaan yang terlupakan? Adakah keindahan yang tersembunyi dan alpa kita nikmati? Kenanglah ingatan-ingatan lalu. Susuri dengan perlahan. Temukan keindahan itu!!

salam sahabatQ,

Rabu, November 14, 2012

1001 Burung Kertas

Galang dan Alya, sepasang kekasih yang berasal dari dua keluarga yang berbeda status sosial. Alya berasal dari keluarga kaya dan serba berkecukupan, sedangkan Galang berasal dari keluarga miskin yang menggantungkan kehidupannya pada warung kecil didepan rumah.

Galang sangat mencintai Alya. Sebagai ungkapan rasa cinta ini, ia telah melipat 1000 buah burung kertas dan Alya dengan
 senang hati menggantung burung-burung kertas tersebut dikamarnya. Dalam tiap burung kertas Galang tuliskan berbagai harapan. Banyak sekali harapan yang telah diungkapkan. Semoga kita selalu saling mengasihi satu sama lain, semoga Tuhan melindungimu dari bahaya, semoga kita mendapatkan kehidupan yang bahagia dsb. Semua harapan itu telah disimbolkan dalam burung kertas yang diberikan kepada Alya.

Suatu hari Galang melipat burung kertasnya yang ke 1001. Burung itu dilipat dengan kertas transparan sehingga kelihatan sangat berbeda dengan burung-burung kertas lainnya. Ketika memberikan burung kertas spesial ini ia berkata, “Alya, ini burung kertasku yang ke 1001. Dalam burung kertas ini aku mengharapkan adanya kejujuran dan keterbukaan antara kita. Aku akan melamarmu dan akan segera menikahimu. Semoga kita dapat mencintai sampai kita menjadi kakek nenek dan sampai Tuhan memanggil kita berdua”.

Saat mendengar kalimat itu Alya menangis lalu berkata, “Galang, senang sekali aku mendengarnya, tetapi aku telah memutuskan untuk tidak menikah denganmu karena aku butuh uang seperti kata orang tuaku”.

Ia marah sekali saat mendengar jawaban itu hingga mengatai Alya sebagai cewek matre, orang tak berperasaan, kejam, dan sebagainya. Tanpa basa-basi ia pergi meninggalkan Alya yang menangis seorang diri.

Kejadian itu membakar semangatnya. Ia pun bertekad bahwa ia harus sukses dan menggapai keberhasilan. Sikap Alya dijadikan cambuk untuk maju dan maju. Dalam setahun usahanya menampakkan hasil. Ia diangkat menjadi kepala bagian ditempatnya bekerja dan dalam tiga tahun ia telah diangkat menjadi seorang manajer. Dua tahun kemudian ia berhasil mempunyai 50% saham diperusahaan tersebut. Sekarang tak seorangpun yang tak kenal dengannya, ia adalah bintang kesuksesan.

Suatu hari ia berkeliling kota dengan mobil mewah keluaran terbaru. Tiba-tiba dilihatnya sepasang suami-istri yang serasa tak asing tengah berjalan diteriknya matahari. Suami istri itu kelihatan lusuh dan tidak terawat. Ia pun penasaran lalu mendekati mereka. Didapatinya bahwa suami istri itu adalah orang tua Alya. Ia mulai berpikir untuk memberi pelajaran mengingat kesombongan mereka dimasa lalu, tetapi nuraninya melarang hingga niat tersebut dibatalkan. Akhirnya diputuskan untuk membuntuti kemana perginya kedua orang tua itu.

Ia terkejut ketika melihat orang tua Alya masuk ke komplek makam dan mendatangi sebuah pusara yang dipenuhi dengan burung kertas. Lebih terkejut lagi ketika mendapati nama Alya dibatu nisan makam. ”Apa yang terjadi ibu?” tanyanya. Orang tua Alya terkejut dan menoleh lalu berkata “Oh Galang, ternyata Alya benar, kami tak akan kesulitan menemukanmu. Sekarang kami jatuh miskin. Harta kami habis untuk biaya pengobatan Alya yang terkena kanker rahim. Meski sudah berusaha tapi kami tak mampu menyelamatkannya. Alya sempat berpesan agar kami menyampaikan permintaan maafnya padamu. Ia juga menitipkan surat ini untukmu”.

Tanpa pikir panjang, dibacanya surat itu. “Galang, maafkan aku. Aku terpaksa membohongimu. Aku terkena kanker rahim yang tak mungkin disembuhkan. Aku tak mungkin mengatakan hal ini saat itu, karena jika itu kulakukan, aku akan membuatmu jatuh dalam kehidupan penuh keputusasaan yang akan membawa hidupmu pada kehancuran. Aku tahu semua tabiatmu, karena itu aku lakukan ini. Aku mencintaimu Galang. Semoga Tuhan memberikan yang terbaik untukmu”. Alya.

Linangan bening tak lagi terbendung meski tangis itu kini tiada berguna. Ia telah berprasangka buruk terhadap Alya. Mulai merasakan betapa hati Alya teriris ketika ia mencemoohnya, mengatainya matre, kejam dan tak berperasaan. Ia merasakan betapa Alya kesepian seorang diri dalam kesakitannya hingga maut menjemput. Betapa Alya mengharapkan kehadirannya di saat-saat penuh penderitaan itu. Tetapi ia lebih memilih untuk menganggap Alya sebagai seorang matre tak berperasan. Alya telah berkorban untuknya agar ia tak jatuh dalam keputusasaan dan kehancuran.

Cerita ini ditulis untuk menjadi sebuah renungan.
Cinta bukan hanya sebuah pelukan atau ciuman tetapi cinta adalah pengorbanan untuk orang yang sangat berarti bagi kita.

Rabu, Oktober 10, 2012

RENUNGAN IDHUL QURBAN


Seorang pedagang hewan qurban berkisah tentang pengalamannya: Seorang ibu datang memperhatikan dagangan saya. Dilihat dari penampilannya sepertinya tidak akan mampu membeli. Namun tetap saya coba hampiri dan menawarka
n kepadanya, “Silahkan bu…”, lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing termurah sambil bertanya,”kalau yang itu berapa Pak?”.

“Yang itu 700 ribu bu,” jawab saya. “Harga pasnya berapa?”, Tanya kembali si Ibu. “600 deh, harga segitu untung saya kecil, tapi biarlah…… . “Tapi, uang saya hanya 500 ribu, boleh pak?”, pintanya. Waduh, saya bingung, karena itu harga modalnya, akhirnya saya berembug dengan teman sampai akhirnya diputuskan diberikan saja dengan harga itu kepada ibu tersebut.

Sayapun mengantar hewan qurban tersebut sampai kerumahnya, begitu tiba dirumahnya, “Astaghfirullah……, Allahu Akbar…, terasa menggigil seluruh badan karena melihat keadaan rumah ibu itu.

Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya dan puteranya dirumah gubug berlantai tanah tersebut. Saya tidak melihat tempat tidur kasur, kursi ruang tamu, apalagi perabot mewah atau barang-barang elektronik,. Yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan bantal lusuh.

Diatas dipan, tertidur seorang nenek tua kurus. “Mak…..bangun mak, nih lihat saya bawa apa?”, kata ibu itu pada nenek yg sedang rebahan sampai akhirnya terbangun. “Mak, saya sudah belikan emak kambing buat qurban, nanti kita antar ke Masjid ya mak….”, kata ibu itu dengan penuh kegembiraan.

Si nenek sangat terkaget meski nampak bahagia, sambil mengelus-elus kambing, nenek itu berucap, “Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga kalau emak mau berqurban”.

“Nih Pak, uangnya, maaf ya kalau saya nawarnya kemurahan, karena saya hanya tukang cuci di kampung sini, saya sengaja mengumpulkan uang untuk beli kambing yang akan diniatkan buat qurban atas nama ibu saya….”, kata ibu itu

Kaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa , “Ya Allah…, Ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dengan hamba-Mu yang pasti lebih mulia ini, seorang yang miskin harta namun kekayaan Imannya begitu luar biasa”.

“Pak, ini ongkos kendaraannya…”, panggil ibu itu,”sudah bu, biar ongkos kendaraanya saya yang bayar’, kata saya.

Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah basah karena tak sanggup mendapat teguran dari Allah yang sudah mempertemukan dengan hambaNya yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya…….

Untuk mulia ternyata tidak perlu harta berlimpah, jabatan tinggi apalagi kekuasaan, kita bisa belajar keikhlasan dari ibu itu untuk menggapai kemuliaan hidup. Berapa banyak diantara kita yang diberi kecukupan penghasilan, namun masih saja ada kengganan untuk berkurban, padahal bisa jadi harga handphone, jam tangan, tas, ataupun aksesoris yg menempel di tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor hewan qurban. Namun selalu kita sembunyi dibalik kata tidak mampu atau tidak dianggarkan.














Jumat, Maret 23, 2012

Renungkanlah

1. Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya,
sebab keelokan paras dapat menyesatkan.
Jangan pula tertarik kepada kekayaannya,
karena kekayaan dapat musnah.
Tertariklah kepada seseorang
yang dapat membuatmu tersenyum,
karena hanya senyum yang dapat membuat
hari-hari yang gelap menjadi cerah.

Semoga kamu menemukan orang seperti itu. ^_^

2. Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat
merindukan seseorang, sehingga ingin hati menjemputnya
dari alam mimpi dan memeluknya dalam
alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.

3. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan,
pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi, jadilah
seperti yang kamu inginkan, karena
kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan
untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan. have fun guys...

4. Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup
untuk membuatmu baik hati, cobaan yang cukup untuk
membuatmu kuat, kesedihan yang cukup
untuk membuatmu manusiawi, pengharapan yang cukup
untuk membuatmu bahagia dan uang yang cukup untuk
membeli hadiah-hadiah.

5. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang
lain dibukakan. Tetapi acapkali kita terpaku terlalu
lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat
pintu lain yang dibukakan bagi kita.

6. Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk
berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan
sepatah katapun, dan kemudian
kamu meninggalkannya dengan perasaan telah
bercakap-cakap lama dengannya.

7. Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang telah
kita miliki sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh
benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah
kita miliki sampai kita mendapatkannya.

8. Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain.
Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal
itu menyakitkan hati orang itu pula.

9. Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut
perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan
suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada
tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang
penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.

10. Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita
cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya
menjadi gambaran yang kita inginkan. Jika tidak, kita
hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita
temukan di dalam dia.

11. Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu
memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha
menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir
dalam hidupnya.

12. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan
beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang
yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima
kasih atas karunia itu.

13. Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir
seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari
untuk mencintai seseorang tetapi diperlukan waktu
seumur hidup untuk melupakan seseorang.

14. Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis,
mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan
mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang
menghargai pentingnya orang-orang yang
pernah hadir dalam hidup mereka.

Sabtu, Maret 17, 2012

Emas dan Permata

Beberapa waktu yang lalu, di Mesir hidup seorang sufi tersohor bernama Zun-Nun.

Seorang pemuda mendatanginya dan bertanya, “Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat perlu, bukan hanya untuk penampilan namun juga untuk banyak tujuan lain.”

Sang sufi hanya tersenyum; ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya, lalu berkata, “Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi lebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?”

Melihat cincin Zun-Nun yang kotor, pemuda tadi merasa ragu, “Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu.”

“Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil.”

Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja, pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke padepokan Zun-Nun dan melapor, “Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak.”

Zun-Nun, sambil tetap tersenyum arif, berkata, “Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana. Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian.”

Pemuda itu pun pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zun-Nun dengan raut wajah yang lain. Ia kemudian melapor, “Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang di pasar.”

Zun-Nun tersenyum simpul sambil berujar lirih, “Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobat muda. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya “para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar” yang menilai demikian. Namun tidak bagi ‘pedagang emas’. Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya. Dan itu butuh proses wahai sobat mudaku. Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Seringkali yang disangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas.”

Note :

Jalani hidup dengan bijaksana dan selalu melihat sesuatu positif.

Minggu, Maret 04, 2012

Ketika Cinta Tidak Berlanjut Pada Pelamiman

Saudaraku..
Ketika kita sudah menyempurnakan Ikhtiar..
Dengan Niat menjaga kesucian diri dari dosa Menjaga kesucian pandangan..
Bahkan sampai dengan proses Ta’aruf yang Terjaga..

Ketika kita juga sudah berdoa setiap hari..
Sholat Istikharah sampai meneteskan airmata bercucuran..
Dan sepertinya Dialah yang terbaik buat kita..
Dialah yang akan menjadi pendamping hidup kita..

Namun..
Ternyata dirinya tidak bersedia menerima kita..
Ternyata dirinya menolak cinta kita..
Oh My God.:( Dunia sepertinya mau Kiamat..
Hati teriris-iris..diri jadi melankolis..^^

Saudaraku.. Memang Alangkah bahagianya jika cinta yang hendak kita bingkai dalam nuansa indah PERNIKAHAN, mendapatkan Sapaan lembut.. Sambutan hangat serta Sunggingan senyum dari dia yg kita dambakan. Namun betapa nestapanya ketika CINTA TULUS yang kita ungkapkan.. ternyata harus BERTEPUK SEBELAH TANGAN.. Cinta Memang Tak Harus Memiliki.. Mungkin kita sering mendengar ungkapan itu.. Mudah diucapkan.. Tapi kenyataannya.. Sulit dilaksanakan..

Saudaraku.. Janganlah bersedih Yakinilah bahwasanya kegagalan cinta yang kita alami.
Tertolaknya cinta yang kita ajukan..
Sudah dirancang,dan ditulis sedemikian rupa oleh Allah..
Semuanya ada hikmahnya saudaraku..

Saudaraku.. Yakinlah bahwa Allah pasti akan memilihkan yang terbaik buat kita.
Jika kita ditolak saat ini.. Berarti Allah sudah menyiapkan buat kita yang lebih baik..
Dari yang Sekarang Menolak kita..

Saudaraku.. Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah..
Allah ingin menguji kita ,seberapa besar kita terhadap komitmen pernikahan..
Allah ingin lebih mendewasakan kita dan memantapkan kepribadian kita dalam menghadapi kegagalan..

Saudaraku.. Kita mungkin kecewa,frustasi,trauma,sedih serta kehilangan semangat..
Tapi jangan sampai Rasa SEDIHMU itu..memakan hari-harimu..
Ketika engkau terlalu larut dalam kesedihan.
Maka dirimu akan menjadi lemah..
Ya..lemah dalam beribadah..malas dalam bekerja..
Menggiringmu untuk berburuk sangka terhadap Allah..
Dan Syetan akan menggunakan perangkapnya untuk menipumu..
Sehingga gaya hidup kamu bisa menjadi bebas..tak ada aturan

Saudaraku.. Dijamin hari-harimu TIDAK AKAN BAHAGIA..
selama engkau LARUT DALAM KESEDIHAN..
Dunia tak selebar daun kelor..(kata orang dulu^^) Apa kamu tak tahu bahwa dunia ini begitu luas..
Bertebaranlah dibumi Allah yang Luas..
Jodohmu bisa saja ada diseberang Pulau.. Dilain Kota..dilain Provinsi.. tapi bisa juga dekat Rumahmu..
Carilah dengan Jalan yang diridhoi oleh-Nya

Seperti kata Imam Hasan Al Banna “Mimpimu hari ini adalah kenyataan esok hari,Kenyataan hari ini adalah mimpimu hari kemarin” Raihlah mimpimu ..
Yakinlah Saudaraku Harapan itu Masih Ada Carilah Gantinya dengan menjaga Niat Saudaraku..
Carilah seseorang yang bisa melabuhkan cintanya kepada Allah Agar bertambah kekuatan cintamu kepada Allah..
Agar bertambah imanmu ,ketika engkau bersamanya..
Bukan hanya sekedar Melampiaskan Kekecewaan atau Nafsu belaka..
Karena dengan Niat yang Lurus mencari Ridho Allah. insya Allah akan membawa keberkahan..

Saudaraku.. Sambil kita mencari..
Jangan lupa memperbaiki diri..
Perbaiki kekurangan kita dalam segala hal..
Siapkan dari sisi ruhiyah kita,sisi ekonomi kita,kematangan kita,keilmuan kita Kalau kita ingin mendapat pasangan yang berkualitas bagus.. Tentunya kita harus berkualitas bagus juga. “Wanita yang baik-baik..untuk Lelaki yang baik-baik..” begitulah Allah berfirman dalam Surat An-Nuur:26

Saudaraku.. Cobalah hadapi dengan tersenyum..^^
Ya..Karena senyuman menghilangkan tegangnya pikiran..
Senyuman itu menggerakkan 17 otot wajah..
Sementara cemberut atau marah membutuhkan tarikan 32 otot wajah(kata seorang dokter)
Tersenyumlah Saudaraku..
Karena senyuman membuat peredaran darah menjadi lebih baik
Karena senyuman membuat hati menjadi lebih ceria..
Karena senyuman warisan Rasulullah.
Karena senyuman adalah sedekah..

Saudaraku.. Jika kita sudah menyikapi kegagalan dengan bijaksana.
Buatlah suatu prestasi indah yang dikenang sejarah Buatlah dirimu bermanfaat juga buat orang lain..
Buktikanlah.. Bahwa kegagalanmu..malah membuatmu menjadi cambuk..
Cambuk yang akan melejitkan potensi dalam diri..
Membangunkan kita dari tidur lelap. Membukakan mata hati kita..
Agar lebih arif dan bijak memandang kehidupan.

TETAPLAH SEMANGAT..YAKINLAH SAUDARAKU..HARAPAN ITU MASIH ADA^^

Ibnu AlJauzy:”Jika anda tidak mampu menangkap hikmah,bukan karena hikmah itu tidak ada,namun semua itu diakibatkan kelemahan daya ingat anda sendiri,Anda kemudian harus tahu bahwa para Rajapun memiliki rahasia yang tidak diketahui setiap orang,Bagaimana mungkin anda dengan segala kelemahan ada akan mengungkap seluruh hikmahnya?”

“Ya Allah,Berilah kami kekuatan dalam menjalani lika-liku kehidupan ini.Limpahkan belas kasih sayang-Mu kepada kami,sehingga kami bisa mengambil hikmah dalam setiap kejadian yang selalu membawa kebaikan buat kami..”Amiinnn..

Smoga kita bisa mengambil hikmah dalam setiap kejadian. Mohon maaf bila ada kata tak berkenan..

Referensi Lainnya : http://kembanganggrek2.blogspot.com/

Selasa, Januari 24, 2012

Persahabatan

Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.


Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.


Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.


Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.


Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.


~ Khalil Gibran